01. Ia ada di
sepertiga malam terakhir. Kala banyak manusia lelap tertidur, di dini
hari yang dingin ia menangis, mohon ampun atas segala dosanya. Berdoa,
dan mengadu pada Sang Maha Bijaksana.
02. Ia berada dalam rumah,
di saat banyak teman-teman atau tetangganya berkumpul ngobrol sia-sia
bahkan bergosip dan membicarakan kejelekan orang lain.
03. Ia
tak berhias selain untuk suaminya. Meski mungkin teman-temannya,
tetangga-tetangganya, bahkan saudara-saudaranya selalu memoles wajahnya
dengan bedak tebal, lipstik, perona pipi, bulu mata atau eye shadow agar
tampak cantik. Ia tetap kuat tak tergoda, tetap polos wajahnya di kala
banyak wanita memilih bermetamorfosis saat keluar rumah.
04. Ia lebih memilih berada di masjid dan majelis-majelis ilmu daripada jalan-jalan dan cuci mata di mall-mall.
05. Ia sangat terjaga lisannya. Tak mungkin mencaci maki orang lain.
Bukan levelnya untuk mengeluarkan kata-kata buruk apalagi membicarakan
aib orang lain. Ia sangat menjaga agar orang lain aman dari ucapannya.
06. Ia juga amat menghormati ibunya. Tak setitikpun memiliki kata dan
sikap yang bisa melukai wanita yang telah melahirkannya. Tak pernah
sekalipun ia berani membuat wanita mulia itu meneteskan air mata
kesedihan. Begitu teramat berharga seorang ibu baginya.
07.
Wanita shalihah, pasti takut pada Allah. Ia sangat peduli dengan
dosa-dosa yang dimiliki. Ia sangat care untuk tak pernah lagi melakukan
tindakan-tindakan yang melanggar syariat. Ia selalu menjadikan segala
dosa dan kemaksiatan di masa lalu sebagai cermin agar tak pernah
terulang lagi.
Wanita shalihah, andakah orangnya??
Selasa, 29 Oktober 2013
Masuk Surga Mudah, Masuk Neraka juga Mudah
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ، وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
“Surga lebih dekat kepada kalian dari pada tali sandalnya. Demikian pula neraka.” (HR. Bukhari 6488)
Dr. Musthofa Bagha menjelaskan,
هو كناية عن سهولة دخولها لمن أطاع وكذلك دخول النار لمن عصى
Hadis ini merupakan ungkapan untuk menunjukkan betapa mudahnya masuk surga bagi orang yang mau taat. Dan betapa mudahnya tergelincir ke dalam neraka bagi orang yang maksiat. (Ta’liq Shahih Bukhari, 8/102).
الجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ، وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
“Surga lebih dekat kepada kalian dari pada tali sandalnya. Demikian pula neraka.” (HR. Bukhari 6488)
Dr. Musthofa Bagha menjelaskan,
هو كناية عن سهولة دخولها لمن أطاع وكذلك دخول النار لمن عصى
Hadis ini merupakan ungkapan untuk menunjukkan betapa mudahnya masuk surga bagi orang yang mau taat. Dan betapa mudahnya tergelincir ke dalam neraka bagi orang yang maksiat. (Ta’liq Shahih Bukhari, 8/102).
Rabu, 02 Oktober 2013
IBU
Ibu,
Ingin kusajakkan senyummu,
Seraya kupilih dan kupilah ribuan kata,
Tetapi tak jua bisa kurangkai kalimat,
Yang paling senonoh untukmu.
Biarlah puisi untukmu tetap kupingit di hati,
Jika berkenan,
Baca saja rangkaian prosa pada raut wajahku,
Karena aku tak pernah memakai cadar di hadapanmu,
Tangisku adalah tangisku dan tawaku adalah tawaku.
Aku mengenal kasihmu dengan sendiriku,
Tanpa ada yang mengajari,
Tanpa pula referensi,
dan karenamu juga aku bisa mengenal rindu,
Yang kuyakini hingga riwayatku ditelan bumi.
Ibu,
Aku tahu kita mencintai kesahajaan,
Kita membenci kemunafikan,
aka untuk apa kututup rapat aurat tabiatku,
Jika hanya untuk menyenangkanmu.
Ingin kusajakkan senyummu,
Seraya kupilih dan kupilah ribuan kata,
Tetapi tak jua bisa kurangkai kalimat,
Yang paling senonoh untukmu.
Biarlah puisi untukmu tetap kupingit di hati,
Jika berkenan,
Baca saja rangkaian prosa pada raut wajahku,
Karena aku tak pernah memakai cadar di hadapanmu,
Tangisku adalah tangisku dan tawaku adalah tawaku.
Aku mengenal kasihmu dengan sendiriku,
Tanpa ada yang mengajari,
Tanpa pula referensi,
dan karenamu juga aku bisa mengenal rindu,
Yang kuyakini hingga riwayatku ditelan bumi.
Ibu,
Aku tahu kita mencintai kesahajaan,
Kita membenci kemunafikan,
aka untuk apa kututup rapat aurat tabiatku,
Jika hanya untuk menyenangkanmu.
Langganan:
Postingan (Atom)